• About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
0
0
Artifisial Artifisial
  • AI News
    • Apple
    • Anthropic
    • OpenAI
    • Meta
    • Microsoft
    • Amazon
    • Google
    • xAI
  • TOP 100 Tokoh AI
  • Cool AI Tools
  • Subscribe
  • Tokoh AI

Omar Sultan Al Olama: Menteri AI Pertama Dunia yang Bawa UAE Jadi Hub Teknologi Global

  • N Firmansyah
Total
0
Shares
0
0
0

Omar Al Olama adalah Menteri Negara untuk Artificial Intelligence, Digital Economy, dan Remote Work Applications di Uni Emirat Arab sejak 2017—menjadikannya menteri AI pertama di dunia. Di usianya yang baru 27 tahun saat itu, ia ditunjuk untuk mengawal strategi nasional tentang AI, digitalisasi, dan pembaruan kerja jarak jauh.

👶 Awal Mula: Muda, Cerdas, Berani

Omar lahir tahun 1990 di Dubai dan tumbuh di era ketika gurun belum dipenuhi pencakar langit dan robot polisi. Ia kuliah di American University in Dubai dan melanjutkan studi manajemen. Tapi jangan kira ini anak kantoran biasa—dari awal dia udah tertarik sama futurisme dan kebijakan teknologi.

Sebelum jadi menteri, dia udah berkecimpung di berbagai proyek digital seperti Dubai Future Foundation dan World Government Summit. Intinya, dari muda udah suka mikir jauh ke depan, kayak AI yang meramal masa depanmu di Google Search. 😜📈

🧑‍💼 Jadi Menteri AI: Pecahkan Rekor Dunia!

Tahun 2017, pemerintah UAE bikin gebrakan besar dengan menunjuk Omar sebagai Menteri Negara untuk AI—jabatan pertama sejenis di dunia. Pada saat negara lain masih debat soal AI itu ancaman atau anugerah, UAE udah pasang gas pol. Dan yang megang kendali? Si Omar ini. 🤯

Misi pertamanya? Bikin strategi nasional AI yang bisa jadi blueprint global. Dia bilang, AI bukan hanya soal teknologi, tapi soal eksistensi dan ekonomi masa depan.

⚙️ Strategi AI-nya: Bukan Sekadar Gimmick!

Omar punya visi tajam dan super konkret, bukan cuma jargon doang. Nih beberapa hal yang dia dorong:

  1. AI untuk Semua
    Bukan cuma buat sektor elite, AI di UAE diarahkan untuk publik—dari layanan kesehatan, transportasi, hingga pendidikan. AI beneran jadi “pelayan digital,” bukan bos.
  2. Regulasi yang Pro-Inovasi
    Omar sering bilang, “Kalau kita terlalu takut sama AI, kita kayak Kekaisaran Ottoman yang nolak mesin cetak.” Maksudnya? Jangan sampai takut berlebihan bikin kita ketinggalan zaman. 📚✋
  3. 3R: Reskill, Retool, Retire
    Biar tenaga kerja gak ketinggalan, pemerintah bikin program “3R”:
    • Reskill → Belajar ulang skill baru
    • Retool → Adaptasi bareng teknologi
    • Retire → Kalau waktunya, pensiun dengan tenang dan terhormat
  4. Kolaborasi Global
    UAE aktif ngajak negara lain untuk bikin aturan main bareng soal AI. Karena katanya, “AI itu lintas batas—kita gak bisa urus sendirian.”

🌍 Aksi Nyata: Dari Falcon AI ke Superkomputer

UAE sekarang punya model bahasa sendiri: Falcon AI. Ini bukti bahwa mereka gak cuma beli teknologi luar, tapi bangun sendiri dari nol. Pemerintah juga investasi ke superkomputer lokal dan buka pintu bagi talenta global lewat skema visa teknologi.

Jadi jangan kaget kalau nanti AI yang kamu pakai ternyata hasil kolaborasi Dubai sama San Francisco! 😄💡

🎙️ Karakter & Gaya Bicara

Omar itu menteri, tapi gayanya lebih kayak CEO teknologi atau pembicara TEDx. Dia energik, jago presentasi, dan suka ngomong dengan analogi lucu—tapi tetap kena. Salah satunya dia bilang, AI itu kayak listrik: bisa bikin terang… atau kebakaran. ⚡🔥

🏆 Prestasi & Pengaruh Dunia

  • Masuk daftar TIME100 AI—sebagai pionir global AI governance
  • Aktif di forum-forum PBB, G20, dan World Economic Forum
  • Dianggap sebagai “juru bicara teknologi Timur Tengah” oleh banyak media internasional
  • Jadi inspirasi generasi muda Timur Tengah yang ingin gabung dunia teknologi

🎯 Kesimpulan: AI, Tapi Ada Rasa Manusia

Omar Sultan Al Olama adalah bukti bahwa teknologi bisa manusiawi kalau dipandu oleh visi yang seimbang. Dia bukan teknokrat dingin atau teknofobia parnoan. Dia menteri yang tahu bahwa AI punya potensi, tapi juga punya risiko. Dan dia rela kerja keras supaya dunia Arab bukan cuma ikut tren, tapi bikin tren sendiri.

Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.
Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • Falcon
  • UAE
  • UEA
N Firmansyah

I have over 8+ years of experience working remotely with companies from Vietnam, the United Kingdom, Singapore, and Indonesia.

Previous Article
  • Tokoh AI

Anna Makanju: Arsitek Diplomasi AI OpenAI

  • N Firmansyah
View Post
Next Article
  • Tokoh AI

Kelly McKernan: Seniman Non-biner yang Berani Lawan AI dengan Kuasa Hak Cipta!

  • N Firmansyah
View Post
You May Also Like
View Post
  • Tokoh AI

Dan Hendrycks: Penjaga Masa Depan AI dari Ancaman Eksistensial

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Margaret Mitchell: Pelopor Etika AI dan Pejuang Keadilan Algoritma

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Sarah Chander: Pejuang Keadilan Digital dan HAM di Era AI

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Rumman Chowdhury: Pionir Etika AI yang Menjembatani Teknologi dan Kemanusiaan

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Nina Jankowicz: Pahlawan Digital dalam Melawan Disinformasi dan Pelecehan Online

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Elham Tabassi: Arsitek Standar AI Global dan Pemimpin Keamanan Teknologi

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Stuart Russell: Arsitek Keamanan AI dan Penjaga Masa Depan Kemanusiaan

  • N Firmansyah
  • June 12, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Paul Christiano: Arsitek Utama RLHF dan Pelopor Keamanan AI

  • N Firmansyah
  • June 12, 2025
Artifisial
  • About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services

Input your search keywords and press Enter.