Kalau kamu pikir diplomat itu cuma pakai setelan rapi dan pidato tegas, coba kenalan sama Anna Makanju—tempat perpaduan budaya, hukum, dan kecintaan pada teknologi ketemu dalam satu orang! Dari Rusia ke Texas, dari meja pengadilan hingga ruang kebijakan AI global—Anna adalah sosok yang mampu menjembatani dunia digital dan diplomasi internasional. Yuk, simak kisahnya yang bikin gaya hidup global terasa dekat dan hangat.
🌍 Multikultural dan Multitalenta
Anna lahir di Rusia, tumbuh di antara Lagos, Jerman, Kuwait, dan akhirnya menetap di Texas. Latar belakangnya unik karena ayahnya dari Nigeria, ibunya dari Ukraina, dan ia menyerap budaya berbagai benua sejak kecil—persis seperti AI generatif yang belajar dari seluruh dunia! 🎯
Ia menyelesaikan studi linguistik & bahasa Prancis, lalu lanjut di Stanford Law School. Karier awalnya sangat sarat pengalaman hukum internasional: bekerja di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, sebagai juru tulis di pengadilan tinggi AS, hingga menangani kasus di firma hukum internasional.
🏛️ Dari Gedung Putih ke Facebook, Kini di OpenAI
Selama era pemerintahan Obama–Biden, Anna menjabat di berbagai posisi penting:
- Direktur wilayah Rusia di Dewan Keamanan Nasional,
- Penasihat kebijakan untuk Joe Biden,
- Menjabat di Pentagon sebagai kepala staf untuk kebijakan Eropa–NATO.
Setelah itu, ia bergabung ke Facebook, memimpin kebijakan global dalam topik penting seperti pemilu dan disinformasi. Namun perjalanannya belum selesai—tahun 2021 ia dipanggil oleh OpenAI sebagai Vice President of Global Affairs, lalu naik jabatan jadi VP of Global Impact.
Kini Anna memimpin strategi keterlibatan OpenAI dengan lembaga internasional dan pemerintahan, memastikan AI dikembangkan demi kepentingan umat manusia, bukan hanya bisnis semata.
⚖️ AI untuk Semua, Bukan Eksklusif
Anna percaya AI harus dikembangkan dengan etika dan inklusi. Ia aktif mengadvokasi regulasi yang adil agar teknologi canggih seperti generative AI membawa manfaat luas tanpa memperlebar kesenjangan. Ia bicara soal strategi global terkait keamanan, transparansi, dan pembangunan kemitraan internasional.
Seperti diplomat sejati, ia membangun hubungan dengan pemerintah, lembaga global seperti PBB dan USAID, serta komunitas teknologi untuk menyusun kerangka kerja tangguh dalam mengatur AI.
⭐ Karakter: Cerdas, Humanis, Visioner
Kalau kamu pikir penasihat global suka segan bicara publik, Anna berbeda. Ia tampil di forum internasional dan podcast, berdialog langsung dengan pemimpin dunia. Gaya bicara Anna tenang, tetapi punya bobot—seperti AI yang powerful tapi bisa diajak kompromi.
Anna piawai mempertemukan skeptisisme publik di satu sisi dan harapan teknologi di sisi lain. Tujuannya satu: agar AI benar-benar “global public good”, bukan elitisme digital.
🎯 Ringkasan Gaya ala Anna Makanju
Aspek | Highlight |
---|---|
Latar Duniawi | Multikultural: Rusia–Nigeria–Ukraina–Amerika |
Karier Diplomasi | White House, Pentagon, Facebook, kini OpenAI |
Fokus Utama | Kebijakan AI global: regulasi, etika, manfaat sosial |
Gaya Bicara | Low-profile & humanis, tapi sat set penuh isi |
Visi Teknologi | Inklusif, adil, manfaat global—bukan profit semata |
💡 Kesimpulan: Anna Makanju = Diplomasi AI yang Menginspirasi
Anna bukan hanya petinggi di lembaga besar—ia adalah jembatan antara teknologi dan kemanusiaan. Ia mengajarkan jika teknologi seharusnya membawa perubahan positif yang bisa dinikmati banyak orang, bukan hanya segelintir yang punya akses.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.