Nina Jankowicz adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan dan perlawanan terhadap disinformasi global. Sebagai peneliti, penulis, dan aktivis yang diakui secara internasional, Jankowicz telah mendedikasikan kariernya untuk melindungi demokrasi dari ancaman informasi palsu dan mengadvokasi keamanan perempuan di ruang digital . Pada tahun 2023, ia masuk dalam daftar TIME 100 Most Influential People in AI, pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam memahami dampak teknologi AI terhadap disinformasi dan pelecehan online .
Latar Belakang dan Pendidikan
Nina Jankowicz memulai perjalanan akademiknya dengan menempuh pendidikan sarjana di Bryn Mawr College, di mana ia mengambil jurusan ganda Russian dan Political Science, lulus magna cum laude pada tahun 2011 . Selama masa studi, ia menghabiskan satu semester di Herzen State Pedagogical University di Rusia pada tahun 2010, pengalaman yang membentuk pemahamannya tentang lanskap informasi Rusia .
Melanjutkan pendidikan pascasarjana, Jankowicz meraih gelar Master of Arts dalam bidang Russian, Eurasian, and East European Studies dari Georgetown University’s School of Foreign Service pada tahun 2013 . Pendidikan lintas budaya ini memberikannya perspektif unik tentang operasi informasi internasional dan dampak disinformasi terhadap masyarakat demokratis.
Awal Karier: Membangun Fondasi Demokrasi
National Democratic Institute (2013-2016)
Jankowicz memulai karier profesionalnya di National Democratic Institute for International Affairs (NDI), sebuah organisasi nonprofit yang berfokus pada penguatan demokrasi global . Di NDI, ia mengelola program bantuan demokrasi untuk Rusia dan Belarus, bekerja langsung dengan aktivis dan organisasi masyarakat sipil di wilayah yang menghadapi tekanan otoritarian .
Pengalaman di NDI memberikan Jankowicz pemahaman mendalam tentang cara kerja rezim otoriter dalam menekan kebebasan sipil dan manipulasi informasi . Pekerjaannya melibatkan koordinasi dengan kelompok-kelompok demokrasi lokal, memberikannya wawasan berharga tentang tantangan yang dihadapi aktivis di lingkungan yang represif.
Fulbright-Clinton Fellowship di Ukraina (2016-2017)
Pada tahun 2016, Jankowicz terpilih sebagai Fulbright-Clinton Public Policy Fellow untuk bekerja dengan Kementerian Luar Negeri Ukraina . Dalam peran ini, ia memberikan keahlian dalam komunikasi strategis dan penanggulangan disinformasi pada masa kritis konflik dengan Rusia .
Fellowship ini menempatkan Jankowicz di garis depan perang informasi modern, di mana ia menyaksikan secara langsung bagaimana disinformasi Rusia digunakan sebagai senjata untuk melemahkan institusi demokratis . Pengalaman ini menjadi fondasi bagi penelitian dan tulisannya yang kemudian tentang taktik disinformasi sebagai strategi geopolitik.
Keahlian Penelitian dan Kontribusi Akademik
Wilson Center Fellowship (2017-2022)
Setelah kembali dari Ukraina, Jankowicz menjadi Global Fellow di Woodrow Wilson International Center for Scholars, di mana ia berafiliasi dengan Kennan Institute dan Science and Technology Innovation Program . Selama lima tahun, ia memimpin penelitian yang dapat diakses dan dapat ditindaklanjuti tentang efek disinformasi terhadap perempuan, minoritas, aktivis demokratis, dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia .
Penelitiannya di Wilson Center menjadi sangat berpengaruh dalam memahami bagaimana disinformasi secara khusus menargetkan kelompok-kelompok yang terpinggirkan . Jankowicz mengembangkan kerangka kerja untuk menganalisis dampak disinformasi yang tidak hanya melihat aspek politik, tetapi juga dimensi gender dan sosial dari manipulasi informasi.
Publikasi dan Karya Tulis
Jankowicz adalah penulis dua buku yang sangat berpengaruh dalam bidang disinformasi dan keamanan digital. Buku pertamanya, “How to Lose the Information War: Russia, Fake News, and the Future of Conflict” (2020), diterbitkan oleh Bloomsbury dan mendapat pujian luas . The New Yorker menyebutnya sebagai “buku persuasif baru tentang disinformasi sebagai strategi geopolitik” .
Dalam buku ini, Jankowicz menganalisis operasi pengaruh Rusia melalui enam studi kasus: Estonia, Georgia, Polandia, Ukraina bersama Belanda, Republik Ceko, dan Amerika Serikat . Ia berargumen bahwa literasi media, kesadaran publik, dan pemilih yang terdidik adalah cara terbaik untuk menjaga terhadap kampanye disinformasi .
Buku keduanya, “How to Be a Woman Online: Surviving Abuse and Harassment, and How to Fight Back” (2022), mengeksplorasi pelecehan dan disinformasi yang dihadapi perempuan di ruang digital . Publishers Weekly menyebut buku ini “esensial,” mengakui kontribusinya dalam memberikan panduan praktis untuk melawan abuse online .
Episode Disinformation Governance Board
Penunjukan dan Misi
Pada April 2022, Jankowicz ditunjuk sebagai Executive Director dari Disinformation Governance Board yang baru dibentuk di bawah Department of Homeland Security . Board ini dirancang sebagai entitas koordinasi antar-agensi untuk praktik terbaik dalam memerangi disinformasi yang berkaitan dengan keamanan homeland .
Misi board tersebut adalah memastikan bahwa DHS mengikuti praktik terbaik dalam memerangi disinformasi sambil melindungi kebebasan berbicara, privasi, dan hak-hak sipil warga Amerika . Board ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kerja departemen yang sangat besar dengan 250,000 karyawan dalam menangani disinformasi yang mempengaruhi keamanan nasional .
Kampanye Disinformasi dan Pengunduran Diri
Ironisnya, board yang dimaksudkan untuk memerangi disinformasi justru menjadi target kampanye disinformasi yang berkelanjutan . Jankowicz dan board tersebut menghadapi serangan tanpa henti dari media sayap kanan dan politisi Republik yang menuduh board tersebut sebagai “ministry of truth” .
Serangan personal terhadap Jankowicz mencakup ancaman kematian, pelecehan online yang intens, dan bahkan alegasi palsu tentang identitas gendernya . Setelah hanya tiga minggu, pada Mei 2022, Jankowicz mengundurkan diri dan pemerintah Biden menangguhkan board tersebut .
Menjadi Target Teknologi yang Diteliti
Deepfake Pornografi dan Pelecehan AI
Dalam pengalaman yang mengerikan, Jankowicz menemukan bahwa dirinya menjadi target dari teknologi yang sama yang ia teliti . Pada Juni 2022, ia menemukan tiga video deepfake pornografi yang menampilkan potret resmi AS-nya, yang telah diunggah online hampir setahun sebelumnya .
Pengalaman ini sangat traumatis, terutama karena ia sedang hamil enam bulan pada saat itu . Yang lebih mengkhawatirkan, Jankowicz menyadari bahwa video-video tersebut sedang digunakan untuk melatih model AI . Penelitiannya mengungkapkan bahwa 96% deepfake yang ditemukan online adalah pornografi, dan 100% menampilkan perempuan tanpa persetujuan mereka .
Pola Sistematis Serangan Terhadap Perempuan
Melalui investigasi mendalam terhadap situs-situs deepfake dan forum-forum terkait, Jankowicz mengidentifikasi tren yang mengkhawatirkan . Video-video tersebut terutama menargetkan perempuan yang telah “menarik kemarahan publik” hanya dengan bekerja di bidang-bidang mulai dari politik hingga seni pertunjukan .
Salah satu temuan yang paling mengerikan adalah adanya daftar berjalan di sebuah forum yang mencantumkan selebritas dan influencer yang hampir berusia 18 tahun . “Itu adalah bagian yang paling menakutkan bagi saya,” kata Jankowicz, “Ini benar-benar serangan strategis untuk merendahkan, merusak, dan mempermalukan perempuan online” .
Kepemimpinan dalam Era AI
TIME 100 Most Influential People in AI
Pengakuan Jankowicz dalam daftar TIME 100 Most Influential People in AI pada September 2023 merefleksikan pentingnya pekerjaannya dalam memahami dampak AI terhadap masyarakat . TIME Magazine mengakui kontribusinya dalam mengidentifikasi dan mengartikulasikan bagaimana AI digunakan untuk merugikan perempuan dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan .
Dalam responnya terhadap penghargaan tersebut, Jankowicz menekankan bahwa pengakuan ini penting karena menarik perhatian pada bahaya yang dapat ditimbulkan AI generatif, mulai dari deepfake pornografi hingga disinformasi . Ia menegaskan bahwa “kita tidak perlu membayangkan hal-hal mengerikan yang mungkin dilakukan AI. AI sudah melakukannya, dan saatnya untuk mengatasi masalah ini adalah sekarang” .
AI Witness Project
Sebagai bagian dari pekerjaannya di Centre for Information Resilience, Jankowicz meluncurkan AI Witness project, sebuah inisiatif untuk mengumpulkan, menyelidiki, dan memverifikasi instance-instance kerugian AI online . Proyek ini dirancang untuk membantu jurnalis, masyarakat sipil, dan pemerintah melihat skala tantangan yang dihadapi dalam menghadapi penyalahgunaan AI .
Project ini sangat penting menjelang tahun 2024, yang merupakan tahun dengan puluhan pemilihan konsekuensial di seluruh dunia . Jankowicz berargumen bahwa dokumentasi sistematis terhadap kerugian AI sangat penting untuk mengembangkan respons kebijakan yang efektif .
American Sunlight Project dan Advokasi Berkelanjutan
Mendirikan Organisasi Baru
Pada April 2024, Jankowicz ikut mendirikan American Sunlight Project bersama Carlos Alvarez-Aranyos, seorang konsultan hubungan masyarakat . Organisasi nonprofit ini dirancang untuk melawan apa yang mereka anggap sebagai upaya terkoordinasi oleh konservatif dan pihak lain untuk mendiskreditkan peneliti yang menyelidiki sumber disinformasi .
Dalam surat perdana organisasi tersebut, Jankowicz dan Alvarez-Aranyos menuduh tiga ketua komite Republik di House of Representatives menyalahgunakan kekuatan subpoena mereka untuk membungkam think tank dan universitas yang mengungkap sumber disinformasi . Mereka menulis, “Taktik ini mengingatkan pada hari-hari kelam McCarthyisme, tetapi dengan sentuhan abad ke-21 yang menakutkan” .
Misi dan Tujuan
American Sunlight Project memiliki misi “meningkatkan biaya kebohongan yang merusak demokrasi kita” . Organisasi ini mengakui bahwa jaringan informal di universitas-universitas besar dan institusi penelitian telah gagal memasang pertahanan yang kuat terhadap kampanye yang terutama dari kanan yang menggambarkan pekerjaan mereka sebagai upaya untuk membungkam konservatif .
Pembentukan organisasi ini mencerminkan pengakuan bahwa pertarungan melawan disinformasi memerlukan respons yang lebih terorganisir dan strategis . Jankowicz dan timnya bekerja untuk membangun koalisi yang dapat secara efektif melawan upaya untuk melemahkan penelitian disinformasi .
Kontribusi Akademik dan Kebijakan
Posisi Akademik
Jankowicz saat ini menjabat sebagai Adjunct Professor di Syracuse University’s Maxwell School, di mana ia mengajar kursus untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana tentang “Disinformation and Influence in the Digital Age” . Posisi ini memungkinkannya untuk membentuk generasi baru peneliti dan praktisi yang memahami kompleksitas lanskap informasi modern.
Ia juga menjabat sebagai Vice President di Centre for Information Resilience, sebuah organisasi nonprofit berbasis Inggris yang berfokus pada penanggulangan disinformasi, dokumentasi pelanggaran hak asasi manusia, dan memerangi kerugian online terhadap perempuan dan minoritas .
Kesaksian dan Advokasi Kebijakan
Sepanjang kariernya, Jankowicz telah memberikan kesaksian di hadapan Kongres Amerika Serikat, Parlemen Inggris, Parlemen Kanada, dan Parlemen Eropa . Keahliannya telah dicari oleh pembuat kebijakan yang berusaha memahami dan mengatasi tantangan disinformasi dalam era digital .
Jankowicz juga telah memberikan saran kepada pemerintah, organisasi internasional, dan perusahaan teknologi tentang cara mengembangkan strategi yang efektif untuk memerangi disinformasi sambil melindungi kebebasan berekspresi . Pendekatannya menekankan pentingnya menyeimbangkan keamanan dengan hak-hak demokratis fundamental.
Dampak Media dan Komunikasi Publik
Platform Media dan Jangkauan
Jankowicz memiliki pengalaman media yang luas, dengan tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media utama Amerika termasuk The New York Times, The Washington Post, dan The Atlantic . Ia adalah tamu reguler di program radio dan televisi utama seperti PBS Newshour, CNN’s Fareed Zakaria GPS dan Amanpour, BBC World Service, dan NPR’s All Things Considered .
Kemampuannya untuk menerjemahkan penelitian akademik yang kompleks menjadi analisis yang dapat diakses publik telah membuatnya menjadi suara yang berpengaruh dalam diskusi publik tentang disinformasi dan keamanan digital . Kontribusi medianya membantu meningkatkan kesadaran publik tentang ancaman disinformasi dan pentingnya literasi media.
Pengaruh dalam Diskursus Publik
Melalui berbagai platform, Jankowicz telah berhasil membawa isu-isu yang sebelumnya akademik ke dalam diskusi mainstream . Pekerjaannya telah membantu membentuk pemahaman publik tentang bagaimana disinformasi beroperasi dan dampaknya terhadap demokrasi .
Khususnya, fokusnya pada dampak disinformasi terhadap perempuan telah membuka area penelitian baru dan meningkatkan kesadaran tentang dimensi gender dari manipulasi informasi .
Pengakuan dan Penghargaan
Selain masuk dalam TIME 100 Most Influential People in AI, Jankowicz telah menerima berbagai pengakuan atas kontribusinya dalam bidang penelitian disinformasi . Pada tahun 2024, ia diakui atas Distinguished Professional Contributions to Media Psychology and Technology oleh Division 46 dari American Psychological Association .
Jankowicz juga menjadi penerima Pulitzer Center grant pada tahun 2019, mengakui pentingnya penelitiannya dalam memahami dampak disinformasi terhadap masyarakat demokratis . Pengakuan ini merefleksikan kualitas dan relevansi penelitiannya dalam konteks global.
Filosofi dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan Human-Centered
Filosofi penelitian Jankowicz berpusat pada pendekatan yang menempatkan manusia di pusat diskusi tentang AI dan teknologi . Ia percaya bahwa untuk memahami dampak teknologi, kita harus fokus pada bagaimana teknologi tersebut mempengaruhi kehidupan nyata orang-orang, khususnya kelompok-kelompok yang paling rentan .
Pendekatan ini tercermin dalam penelitiannya yang secara konsisten menekankan dampak disinformasi dan pelecehan online terhadap perempuan, minoritas, dan aktivis demokratis . Jankowicz berargumen bahwa untuk mengembangkan solusi yang efektif, kita harus memahami pengalaman mereka yang paling terdampak oleh teknologi ini.
Keseimbangan Keamanan dan Kebebasan
Salah satu aspek paling penting dari pendekatan Jankowicz adalah kemampuannya untuk menyeimbangkan kebutuhan akan keamanan dengan perlindungan kebebasan berekspresi . Dalam pekerjaannya dengan Disinformation Governance Board, ia konsisten menekankan bahwa upaya memerangi disinformasi tidak boleh mengorbankan hak-hak sipil fundamental .
Jankowicz percaya bahwa solusi efektif untuk disinformasi memerlukan pendekatan yang nuanced yang dapat membedakan antara kebebasan berbicara yang legitimate dan manipulasi informasi yang berbahaya . Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang konteks dan dampak dari berbagai jenis informasi.
Tantangan dan Kontroversi
Menghadapi Serangan Personal
Pengalaman Jankowicz sebagai target kampanye disinformasi dan pelecehan online telah memberikannya perspektif unik tentang tantangan yang dihadapi oleh peneliti dalam bidang ini . Serangan yang ia hadapi tidak hanya professional tetapi juga sangat personal, termasuk ancaman terhadap keamanan fisiknya dan keluarganya .
Meskipun menghadapi tekanan yang luar biasa, Jankowicz telah menggunakan pengalamannya sebagai case study untuk memahami bagaimana disinformasi dan pelecehan online beroperasi dalam praktik . Ia telah menunjukkan bagaimana serangan terhadap individu dapat digunakan untuk membungkam penelitian dan diskusi yang legitimate tentang isu-isu penting.
Kritik dan Respons
Jankowicz telah menghadapi kritik dari berbagai spektrum politik, dengan beberapa pihak menuduhnya memiliki bias partisan . Ia telah merespons kritik ini dengan menekankan bahwa penelitiannya didasarkan pada metodologi akademik yang ketat dan bukti empiris .
Ia juga berargumen bahwa serangan terhadap peneliti disinformasi adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk melemahkan kemampuan masyarakat demokratis untuk memahami dan merespons manipulasi informasi . Jankowicz melihat serangan terhadap dirinya sebagai konfirmasi pentingnya pekerjaan yang ia lakukan.
Visi Masa Depan
Teknologi AI dan Demokrasi
Jankowicz memiliki visi yang jelas tentang bagaimana teknologi AI akan membentuk masa depan informasi dan demokrasi . Ia percaya bahwa tanpa intervensi yang tepat, AI dapat mempercepat dan memperluas dampak disinformasi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya .
Namun, ia juga optimis bahwa dengan penelitian, kebijakan, dan teknologi yang tepat, kita dapat mengembangkan sistem yang melindungi integritas informasi sambil mempertahankan kebebasan berekspresi . Visinya mencakup pengembangan teknologi yang dapat mendeteksi dan melawan manipulasi informasi tanpa menciptakan sistem sensor yang berlebihan.
Perlindungan Perempuan di Era Digital
Salah satu fokus utama visi Jankowicz adalah menciptakan ruang digital yang lebih aman untuk perempuan . Ia percaya bahwa perlindungan perempuan dari pelecehan online dan deepfake pornografi adalah tes kritis untuk kesehatan demokrasi digital .
Jankowicz mengadvokasi pengembangan undang-undang dan teknologi yang dapat secara efektif melindungi perempuan dari bentuk-bentuk abuse baru yang dimungkinkan oleh AI, sambil memastikan bahwa solusi ini tidak membatasi partisipasi perempuan dalam ruang publik digital .
Warisan dan Dampak
Nina Jankowicz telah menetapkan dirinya sebagai salah satu suara paling penting dalam diskusi global tentang disinformasi, AI, dan keamanan digital. Melalui penelitiannya yang ketat, tulisan-tulisannya yang berpengaruh, dan advokasinya yang berani, ia telah membantu membentuk pemahaman kita tentang tantangan yang dihadapi masyarakat demokratis dalam era digital.
Warisannya tidak hanya terletak pada penelitian akademik yang ia hasilkan, tetapi juga pada keberaniannya untuk tetap bersuara meskipun menghadapi serangan personal yang intens. Jankowicz telah menunjukkan bahwa perlindungan demokrasi di era digital memerlukan individu-individu yang bersedia menghadapi risiko personal untuk membela kebenaran dan transparansi.
Sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dalam AI menurut TIME Magazine, Jankowicz terus memainkan peran penting dalam membentuk bagaimana kita mengembangkan dan mengatur teknologi AI untuk memastikan bahwa teknologi tersebut melayani kepentingan masyarakat demokratis, bukan merusaknya. Visinya tentang teknologi yang berpusat pada manusia dan demokratis akan terus mempengaruhi generasi mendatang dari peneliti, pembuat kebijakan, dan aktivis.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.