Sarah Chander adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam advokasi hak-hak digital dan keadilan rasial di Eropa, yang telah mendedikasikan kariernya untuk memastikan teknologi kecerdasan buatan (AI) dikembangkan dengan mempertimbangkan hak asasi manusia dan keadilan sosial. Sebagai advokat kebijakan senior di European Digital Rights (EDRi) dan co-founder Equinox Initiative for Racial Justice, Chander telah memposisikan dirinya sebagai suara terdepan dalam perjuangan melawan bias algoritma dan pengawasan massal. Pada tahun 2023, ia terpilih dalam daftar TIME 100 Most Influential People in AI, pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam membentuk regulasi AI yang berpusat pada hak asasi manusia.
Latar Belakang dan Pendidikan
Sarah Chander, berusia 32 tahun, adalah seorang warga Inggris keturunan India yang tumbuh dengan kesadaran mendalam tentang isu-isu diskriminasi dan keadilan sosial. Pengalaman pribadinya sebagai bagian dari komunitas minoritas membentuk visinya tentang pentingnya melindungi kelompok-kelompok rentan dari dampak negatif teknologi.
Chander menempuh pendidikan hukum di University of Warwick dan kemudian meraih gelar master dalam Migration, Mobility and Development dari SOAS, University of London. Latar belakang pendidikan yang menggabungkan hukum dan studi migrasi ini memberikannya perspektif unik tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi hak-hak fundamental, khususnya bagi komunitas migran dan minoritas.
Selama masa kuliah, Chander sudah aktif dalam gerakan sosial, termasuk kampanye melawan fasilitas penahanan imigrasi di Inggris. “Ini adalah isu-isu yang mempengaruhi saya dan keluarga saya serta orang-orang yang terlihat seperti saya,” ungkap Chander, menjelaskan motivasi awal keterlibatannya dalam aktivisme.
Awal Karier: Dari Gerakan Anti-Rasisme ke Hak Digital
European Network Against Racism (ENAR)
Sebelum terjun ke bidang hak digital, Chander mengawali karier profesionalnya di European Network Against Racism (ENAR), di mana ia bekerja sebagai advokat pada berbagai topik termasuk hukum dan kebijakan anti-diskriminasi, kejahatan kebencian, profiling rasial, serta keberagaman dan inklusi. Pengalaman di ENAR memberikannya pemahaman mendalam tentang cara kerja sistem diskriminasi struktural dan bagaimana kebijakan dapat digunakan untuk memerangi ketidakadilan.
Di ENAR, Chander mulai mengeksplorasi bagaimana bidang anti-rasisme dan hak digital saling bersinggungan, khususnya bagaimana teknologi semakin digunakan oleh polisi dan kontrol imigrasi di seluruh Eropa. Ia juga meneliti penggunaan AI dalam bidang rekrutmen dan mulai mengembangkan pemahaman tentang “rasisme data” – konsep yang menggambarkan bagaimana bias dapat tertanam dalam sistem teknologi.
Transisi ke Hak Digital
Sebelum bergabung dengan EDRi, Chander juga bekerja dalam kebijakan ketenagakerjaan pemuda untuk layanan sipil Inggris dan aktif terlibat dalam gerakan-gerakan melawan penahanan imigrasi. Pengalaman-pengalaman ini membekalinya dengan pemahaman praktis tentang bagaimana kebijakan publik dapat berdampak pada kehidupan nyata masyarakat, khususnya kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
European Digital Rights (EDRi): Memimpin Perjuangan Hak Digital
Bergabung dengan EDRi
Pada September 2020, Chander bergabung dengan European Digital Rights (EDRi) sebagai Senior Policy Advisor, membawa pengalaman dalam gerakan sosial dan upaya masyarakat sipil ke bidang hak digital. Sebagai Senior Policy Advisor, ia memfokuskan kerjanya pada AI, diskriminasi, teknologi iklan (adtech), dan ujaran kebencian.
EDRi adalah jaringan yang terdiri dari lebih dari 50 NGO dan ahli hak digital dan kebebasan yang berbasis di Brussels. Di posisi ini, Chander juga mengeksplorasi persimpangan antara kerja EDRi dengan isu-isu sosial lainnya, membantu membangun jembatan antara gerakan hak digital dengan gerakan keadilan sosial lainnya.
Memimpin Advokasi EU AI Act
Salah satu kontribusi paling signifikan Chander adalah memimpin advokasi masyarakat sipil untuk EU Artificial Intelligence Act, undang-undang pertama yang mengikat tentang AI di dunia. Ia mengkoordinasikan koalisi yang terdiri dari 150 organisasi masyarakat sipil yang menyerukan pendekatan berbasis hak asasi manusia untuk legislasi AI Uni Eropa.
Dalam tahap awal penyusunan undang-undang, fokus EU tampaknya berada pada elemen teknis regulasi sistem AI sebagai produk dan mengklasifikasikan berbagai aplikasi AI berdasarkan risiko yang mereka timbulkan sebelum dirilis ke publik. “Ini persis yang tidak diinginkan [EDRi],” kata Chander, karena tidak mempertimbangkan apakah teknologi tersebut seharusnya digunakan dalam beberapa kasus atau terhadap komunitas tertentu.
“Kami pada dasarnya berargumen untuk pergeseran besar dari perspektif yang murni teknis ke perspektif akuntabilitas sehingga kami dapat melihat sistem AI bukan hanya sebagai infrastruktur atau layanan, tetapi sebagai sistem keseluruhan yang masuk ke dalam struktur sosial masyarakat kita,” jelasnya.
Kampanye Reclaim Your Face: Melawan Pengawasan Biometrik
Memobilisasi Koalisi Global
Chander dan rekannya Ella Jakubowska memimpin kampanye “Reclaim Your Face” yang bertujuan melarang penggunaan pengenalan wajah langsung (live facial recognition) di ruang publik. Mereka berargumen bahwa teknologi ini akan mengantarkan pengawasan massal dan melanggar hak-hak fundamental.
Kampanye EDRi telah berhasil memobilisasi koalisi organisasi masyarakat sipil dan politisi melawan teknologi tersebut. Lebih dari 100 anggota parlemen Eropa menandatangani surat terbuka yang menyerukan pelarangan, dan ada konsensus yang berkembang di antara regulator, pejabat, dan anggota parlemen Eropa kunci bahwa EU tidak boleh mengizinkan pengenalan wajah langsung.
Perjuangan Melawan Pengecualian
Meskipun EU AI Act secara teknis melarang pengenalan wajah di ruang publik, masih ada pengecualian yang mengkhawatirkan. Pengecualian umum ada untuk langkah-langkah anti-terorisme dan kontra-teror di tingkat EU. Organisasi keadilan rasial telah menunjukkan bahwa ketika melihat langkah-langkah kontra-teror di seluruh Eropa, terlihat aplikasi yang berpotensi diskriminatif dari semua jenis kebijakan kontra-teror, khususnya profiling berlebihan terhadap komunitas Muslim.
Ada juga pengecualian lain yang bahkan lebih luas untuk “kejahatan serius”. Daftar kejahatan tersebut sangat besar, mulai dari pemerkosaan dan pembunuhan yang konkret, hingga hal-hal seperti “penipuan” yang definisinya tidak jelas.
Equinox Initiative: Memperjuangkan Keadilan Rasial di Eropa
Co-founding Equinox
Chander adalah co-founder Equinox Initiative for Racial Justice, sebuah inisiatif yang dipimpin oleh orang-orang kulit berwarna yang bekerja untuk memajukan hak dan keadilan bagi semua orang di Eropa. Equinox bekerja dalam solidaritas dengan koalisi pemimpin dan organisasi keadilan rasial dan sosial untuk mempengaruhi hukum dan kebijakan Uni Eropa pada isu-isu seperti profiling rasial, migrasi, keadilan iklim, dan kebijakan gender yang inklusif.
Organisasi ini dipimpin oleh orang-orang queer dan ras dengan visi untuk menciptakan masyarakat yang peduli dan perlindungan. Equinox bekerja untuk mengalihkan kebijakan dan sumber daya di Uni Eropa dari kepolisian, hukuman, perbatasan, dan pengawasan menuju sistem perlindungan dan penyediaan sosial.
Protect Not Surveil Coalition
Equinox adalah koordinator dari Protect Not Surveil Coalition, yang bekerja untuk menentang praktik pengawasan digital yang berbahaya dalam kepolisian dan kontrol migrasi. Koalisi ini menjadi bagian penting dari upaya yang lebih luas untuk memastikan bahwa teknologi AI tidak digunakan untuk memperkuat sistem diskriminasi yang sudah ada.
Pengakuan dan Penghargaan Internasional
TIME 100 Most Influential People in AI
Pada September 2023, Chander terpilih dalam daftar TIME 100 Most Influential People in AI, sebuah pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam membentuk masa depan AI 1. TIME Magazine mengakui fokusnya yang unik pada memastikan bahwa kerugian AI ditangani dalam AI Act baru – sebuah model yang kemungkinan akan diikuti oleh pembuat kebijakan di seluruh dunia saat mereka bergulat dengan cara menempatkan pagar pengaman pada teknologi yang berkembang pesat 1.
Chander dan EDRi memobilisasi koalisi 150 pengacara, aktivis, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil untuk menuntut transparansi yang lebih besar melalui proses yang dapat diakses secara publik.
Pengakuan Lainnya
Chander juga telah diakui dalam berbagai daftar bergengsi lainnya:
- Politico Europe’s 2021 Tech 28 leaders in technology policy
- Salah satu dari 10 perempuan “prominent and promising” dalam pembuatan kebijakan EU oleh pemerintah Belanda
- Fellow di Ada Lovelace Institute untuk proyek JUST AI Fellowship
Filosofi dan Pendekatan Advokasi
Perspektif Interseksional
Pendekatan Chander terhadap hak digital sangat dipengaruhi oleh latar belakangnya dalam gerakan keadilan rasial dan pengalaman pribadinya sebagai anggota komunitas minoritas. Ia tertarik untuk membangun gerakan yang thoughtful dan resilient serta berusaha membuat hubungan antara gerakan keadilan digital dan gerakan keadilan sosial lainnya.
Filosofinya berpusat pada keyakinan bahwa teknologi tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan politik di mana ia beroperasi. “Hak asasi manusia tidak boleh menjadi nomor dua dalam perlombaan untuk berinovasi; mereka harus mendefinisikan inovasi yang lebih baik bagi kemanusiaan,” tegasnya.
Kritik terhadap Pendekatan Komersial
Chander mengkritik pendekatan EU AI Act yang menurutnya terlalu berorientasi komersial. “Ini adalah regulasi yang sangat berorientasi komersial. Ini tidak menempatkan hak-hak fundamental di depan dan tengah, meskipun ini adalah klaimnya,” katanya.
Ia berargumen bahwa regulasi tersebut sangat mengatur hubungan antara penyedia (pengembang AI dan perusahaan) dan pengguna (dalam hal ini perusahaan, otoritas publik, pemerintah) daripada mengatur hubungan antara orang atau institusi yang menggunakan AI dan orang-orang yang terpengaruh olehnya.
Visi untuk Masa Depan AI yang Adil
Perspektif Dekolonial
Chander memimpin proyek “Decolonising Digital Rights” di EDRi, yang bertujuan untuk menantang struktur kekuasaan yang ada dalam bidang hak digital. Proyek ini mencerminkan visinya tentang perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis keadilan dalam pengembangan dan regulasi teknologi.
Ia percaya bahwa untuk menciptakan teknologi yang benar-benar melayani semua orang, perlu ada pergeseran fundamental dalam cara kita mendekati pengembangan dan regulasi AI. Ini termasuk memastikan bahwa suara-suara dari komunitas yang paling terdampak oleh teknologi AI didengar dan diprioritaskan dalam proses pembuatan kebijakan.
Fokus pada Implementasi
Meskipun AI Act telah disahkan, Chander menekankan bahwa pekerjaan yang sesungguhnya baru dimulai. Tahun mendatang akan menjadi krusial untuk implementasi AI Act, dengan berbagai institusi EU, pembuat undang-undang nasional, dan bahkan perwakilan perusahaan menetapkan standar, menerbitkan pedoman interpretatif, dan mendorong implementasi Act di negara-negara anggota EU.
Chander dan koleganya menyusun panduan implementasi untuk masyarakat sipil untuk memastikan bahwa AI Act diimplementasikan dengan cara yang benar-benar melindungi hak-hak masyarakat.
Tantangan dan Kontroversi
Kesenjangan dalam Perlindungan Hak
Meskipun ada kemajuan signifikan dalam AI Act, Chander mengakui bahwa masih ada kesenjangan penting dalam perlindungan hak. Parlemen EU gagal memperkenalkan ketentuan baru yang akan melindungi hak-hak migran dari rezim pengawasan diskriminatif yang semakin meningkat.
Daftar praktik yang dilarang yang diadopsi tidak termasuk penggunaan AI untuk memfasilitasi pushback ilegal atau untuk melakukan profiling terhadap orang-orang yang bergerak secara diskriminatif. Tanpa larangan ini, parlemen memperkuat panoptikon di perbatasan EU.
Pengecualian Keamanan Nasional
Salah satu kekhawatiran terbesar Chander adalah pengecualian menyeluruh untuk keamanan nasional yang dapat merusak aturan lainnya. AI Act dan pengamanannya tidak akan berlaku untuk sistem AI jika dikembangkan atau digunakan semata-mata untuk tujuan keamanan nasional, terlepas dari apakah ini dilakukan oleh otoritas publik atau perusahaan swasta.
Pengecualian ini memperkenalkan celah signifikan yang secara otomatis akan membebaskan sistem AI tertentu dari pengawasan dan membatasi penerapan perlindungan hak asasi manusia yang dibayangkan dalam AI Act.
Dampak dan Warisan
Mengubah Diskursus AI Global
Chander telah berhasil mengubah cara dunia memandang regulasi AI dari fokus teknis semata menjadi perspektif yang berpusat pada hak asasi manusia. Melalui kerjanya dengan koalisi 150 organisasi masyarakat sipil, ia telah memastikan bahwa suara komunitas yang terdampak didengar dalam proses pembuatan undang-undang.
Pengaruhnya terlihat dalam fakta bahwa EU AI Act, yang akan menjadi model bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia, kini mencakup larangan yang lebih kuat terhadap teknologi pengawasan biometrik dan persyaratan transparansi yang lebih ketat.
Membangun Gerakan Interseksional
Salah satu kontribusi terpenting Chander adalah membangun jembatan antara gerakan hak digital dengan gerakan keadilan sosial lainnya. Melalui Equinox dan pekerjaannya di EDRi, ia telah menunjukkan bahwa isu-isu teknologi tidak dapat dipisahkan dari isu-isu keadilan rasial, gender, dan migrasi.
Pendekatan interseksionalnya telah menginspirasi generasi baru aktivis untuk melihat hak digital sebagai bagian integral dari perjuangan keadilan sosial yang lebih luas.
Kesimpulan
Sarah Chander telah membuktikan dirinya sebagai salah satu suara paling penting dalam perjuangan untuk memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dan diatur dengan cara yang menghormati hak asasi manusia dan keadilan sosial. Melalui kepemimpinannya di EDRi dan Equinox Initiative, ia telah berhasil mengubah cara Eropa dan dunia mendekati regulasi AI.
Warisannya terletak bukan hanya dalam perubahan kebijakan konkret yang ia capai, tetapi juga dalam pergeseran paradigma yang ia bawa – dari pendekatan yang berfokus pada teknologi menuju pendekatan yang berpusat pada manusia dan keadilan. Sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dalam AI menurut TIME Magazine, Chander terus memimpin upaya global untuk memastikan bahwa kemajuan AI menguntungkan semua orang, bukan hanya segelintir yang beruntung.
Di era di mana AI semakin mempengaruhi setiap aspek kehidupan, visi Chander tentang teknologi yang adil, transparan, dan bertanggung jawab akan terus membimbing generasi mendatang dalam menciptakan masa depan digital yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.