• About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
0
0
Artifisial Artifisial
  • AI News
    • Apple
    • Anthropic
    • OpenAI
    • Meta
    • Microsoft
    • Amazon
    • Google
    • xAI
  • TOP 100 Tokoh AI
  • Cool AI Tools
  • Subscribe
  • Tokoh AI

Andrew Hopkins: Pionir AI dalam Penemuan Obat

  • N Firmansyah
Total
0
Shares
0
0
0

Siapa nih yang suka nonton drama tentang penemuan obat baru? Atau yang penasaran gimana AI bisa beneran bantu nyelametin nyawa? 🎯 Kenalin: Andrew Lee Hopkins, ilmuwan asal Wales yang merancang pendekatan AI-powered drug discovery lewat perusahaannya, Exscientia. Yuk kita ulik kisahnya! 🎉

🎓 Dari Wales ke Oxford, Awal Epifani

Andrew lahir di Wales, sekolah di Dwr-y-Felin dan Neath College. Doi ambil kuliah S1 Kimia di University of Manchester—cumlaude! Terus lanjut DPhil (PhD sejenis) di University of Oxford, fokus di biophysics—alias ngulik struktur molekul biologi dengan presisi tinggi..

Saat nge-lab buat nyari obat HIV, terjadi eurekamoment sekitar tahun 1996. Bayangin, doi pulang dari lab tengah malem, jalan kaki, terus terpikir: “Kenapa kita gak otomatisasikan seluruh proses bikin obat pakai AI biar cepet dan lebih murah?” 🤯 That moment jadi ide dasar buat Exscientia.

🏢 Karier di Pfizer & Akademia

Sebelumnya Andrew kerja di Pfizer selama hampir satu dekade—tempat ia ngenalin penggunaan data warehouse dan ML di industri farmasi. Saat itu, prinsip dasarnya: data + AI = revolusi terapi.

Tahun 2007, dia pindah ke University of Dundee sebagai profesor, menjabat kursi Medicinal Informatics & Translational Biology. Di sinilah Exscientia lahir pada 2012—spin-out dari risetnya. Dia juga co-founding Scottish Universities Life Science Alliance & European Lead Factory.

🚀 Exscientia: AI + Obat = Cepet & Tepat!

Andrew mendirikan Exscientia tahun 2012 dengan visi: bikin semua tahap discovery obat bisa dilakukan sepenuhnya otomatis oleh AI. Gak cuma riset target protein, tapi juga desain molekul, dan bahkan rekomendasi obat untuk pasien spesifik—disebut precision medicine.

Beberapa capaian paling keren:

  • 2020: Exscientia jadi perusahaan pertama yang masukin obat yang didesain sepenuhnya oleh AI ke clinical trial.
  • 2022: Riset dengan 143 pasien kanker darah dan 139 obat; hasilnya, 54% pasien dapat terapi yang bisa mengendalikan penyakit lebih lama hampir sepertiga dibanding terapi sebelumnya! 🤯
  • Sejak itu, sudah 5 obat AI-designed masuk uji klinis, termasuk untuk OCD, kanker paru, dan penyakit autoimun.

Menurut Andrew, butuh 12–15 bulan untuk nemuin drug candidate dengan AI, sementara metode tradisional bisa butuh 4–5 tahun! 💨 Dalam satu kasus bahkan mengurangi jumlah senyawa yang diuji dari 2.500 jadi cuma ~250—hemat waktu dan tenaga.

🏆 Pengakuan Internasional & Rekam Jejak Ilmiah

Andrew dapet banyak penghargaan:

  • TIME100 AI (2023) sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di bidang AI
  • Diderivat jadi Commander of the Order of the British Empire (CBE) di 2024
  • Fellow Royal Society (FRS) & Academy of Medical Sciences
  • Royal Society of Chemistry Biological & Medicinal Chemistry Medal (2023)

⚠️ Kontroversi & Pergantian Kursi

Sayangnya, Februari 2024 Andrew dipecat sebagai CEO Exscientia karena terlibat hubungan yang dianggap tidak tepat dengan dua karyawan, dan meninggalkan posisinya di board. Investigasi menyatakan ini tidak terkait kinerja atau finansial perusahaan.

Dave Hallett (CSO) ditunjuk sementara jadi interim CEO. Meski demikian, tim masih melanjutkan roadmap dan kolaborasi besar (Merck KGaA, BMS, Roche, Sanofi, dll.) dan memiliki dana cadangan lebih >US$500 juta.

🎯 Mengapa Sosoknya Inspiratif?

  • Tanggung jawab etis: meski jatuh di kontroversi, perusahaan tetap tegak lanjutkan misi kemanusiaan.
  • Visi jangka panjang: dari ide “AI bantu riset HIV” sampai bikin perusahaan global.
  • Realisasi nyata: berhasil masukin obat hasil AI ke klinis, bukti nyata bukan cuma teori.
  • Skala besar: proyek penelitian AI + precision medicine berhasil nyata bantu pasien.
  • Kesabaran scientist: akademisi, peneliti, praktisi bisnis, penghargaan—semuanya.

😂 Fun & Anecdote

  • Andrew sering jalan-jalan malam abis lab meeting, bahkan mampir pub terus balik kerja tengah malam—yang bikin muncul ide besar soal AI.
  • Dia punya filosofi: “being a professor adalah salah satu pekerjaan terbaik di dunia.” Bisa riset ambisius sambil mendidik generasi selanjutnya.
  • Doi juga kutip quote Miles Davis soal kesalahan: “Bukan notanya yang salah, tapi apa yang kamu mainin setelahnya.” Cocok banget buat startup dan eksperimen!

✅ Simpulan

Andrew Hopkins adalah contoh nyata bagaimana AI bisa mengubah dunia farmasi, bukan hanya jadi gimmick. Dari laboratorium Oxford, semangat “late-night walking + pub” bikin ide besar, sampai lahirnya perusahaan Exscientia yang bikin pengembangan obat jauh lebih cepat, efisien, dan berpihak pada pasien.

Dia bukan superhero yang bisa langsung menyembuhkan penyakit, tapi dia adalah arsitek di balik jalannya revolusi medis digital—antroposen yang bikin AI tidak sekadar pintar, tapi juga bermanfaat nyata. 🌍💉

Bayangkan deh: suatu hari nanti, kita bisa konsultasi penyakit dengan AI yang bisa langsung usul obat yang paling cocok—tanpa harus menunggu bertahun-tahun! 🔮

Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.
Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • Exscientia
  • Oxford
  • Pfizer
N Firmansyah

I have over 8+ years of experience working remotely with companies from Vietnam, the United Kingdom, Singapore, and Indonesia.

Previous Article
  • Tokoh AI

Tushita Gupta: CTO Cerdas yang Bawa AI Bantu Resleting Dunia Fashion! 👗🤖

  • N Firmansyah
View Post
Next Article
  • Tokoh AI

Linda Dounia Rebeiz: Seniman AI dari Senegal yang Lawan Bias Teknologi

  • N Firmansyah
View Post
You May Also Like
View Post
  • Tokoh AI

Dan Hendrycks: Penjaga Masa Depan AI dari Ancaman Eksistensial

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Margaret Mitchell: Pelopor Etika AI dan Pejuang Keadilan Algoritma

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Sarah Chander: Pejuang Keadilan Digital dan HAM di Era AI

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Rumman Chowdhury: Pionir Etika AI yang Menjembatani Teknologi dan Kemanusiaan

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Nina Jankowicz: Pahlawan Digital dalam Melawan Disinformasi dan Pelecehan Online

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Elham Tabassi: Arsitek Standar AI Global dan Pemimpin Keamanan Teknologi

  • N Firmansyah
  • June 16, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Stuart Russell: Arsitek Keamanan AI dan Penjaga Masa Depan Kemanusiaan

  • N Firmansyah
  • June 12, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Paul Christiano: Arsitek Utama RLHF dan Pelopor Keamanan AI

  • N Firmansyah
  • June 12, 2025
Artifisial
  • About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services

Input your search keywords and press Enter.