• About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
0
0
Artifisial Official Blog Artifisial Official Blog
  • AI News
    • Apple
    • Anthropic
    • OpenAI
    • Meta
    • Microsoft
    • Amazon
    • Google
    • xAI
  • TOP 100 Tokoh AI
  • Cool AI Tools
  • Grup Komunitas
  • Subscribe
  • LLMs

Bongkar 12 Mitos LLM yang Bikin Overthinking 🧐

  • Artifisial
Total
0
Shares
0
0
0

Kita semua tahu kalau AI, sesuai namanya, itu basic-nya adalah kecerdasan buatan supaya kerja mesin lebih mirip manusia. 

Contoh nyatanya udah banyak kok produk-produk AI yang mempermudah hidup kita; misal ada mesin penyedot debu elektrik, Alexa-nya Amazon, sampai ke Siri punya Apple. Ngomong-ngomong soal Alexa dan Siri, kamu suka bertanya-tanya nggak sih kenapa mereka bisa ngerespons omongan kita? Apalagi makin ke sini, mereka makin ngerti sama pertanyaan-pertanyaan kita.

Hmm… Mungkinkah ini awal mula AI apocalypse?! 😱

Eh, tunggu dulu, bercanda kok. Nggak sampai sejauh itu.

Alexa, Siri, dan geng perabot rumah pintar yang sejenis itu bisa ‘ngomong’ sama kita berkat adanya LLM (Large Language Models) atau gampangnya mesin belajar yang dilatih dengan data yang besar supaya mereka bisa memahami kita. Nggak jarang, muncul klaim-klaim ekstrem tentang LLM yang bisa mengancam kehidupan manusia karena mereka dilatih untuk punya daya ingat dan pemahaman yang mirip sama manusia.

Daripada overthinking 🤯 sama AI apocalypse—yang belum tentu kejadian itu—mendingan kita bongkar tuntas mitos-mitos tentang LLM supaya lebih ngerti tentang gimana teknologi ini sebenarnya bekerja.

🧙‍♂Mitos 1: LLM Punya Kesadaran ✨

LLM diklaim punya kesadaran penuh seperti manusia dan bisa ngerti sama apa yang mereka bicarakan. Beberapa orang percaya kalau LLM bisa memberikan teks dan konten yang masuk akal dan paham betul tentang subjek yang diberikan.

🔎 Nyatanya, LLM itu nggak punya kesadaran atau indera manusiawi kayak kita. LLM itu dilatih dengan jumlah data yang besar. Contohnya ada di GPT-3 atau GPT-4. Mereka bisa generate teks sesuai permintaan kita setelah mempelajari banyak data, jadi mereka bisa ngasih prediksi tentang apa yang kita minta, tapi mereka nggak ngerti konteks dari kata-kata yang mereka hasilkan.

💁Mitos 2: LLM Nggak Pernah Salah! ❌

LLM udah ngelewatin proses learning yang panjang dengan data yang besar, jadi beberapa orang percaya kalau hasil yang dikasih LLM selalu benar dan bisa diandalkan.

🔎 Nyatanya, LLM bisa salah dan ngasih jawaban atau informasi yang kurang akurat, karena LLM belum punya kemampuan buat cross-check fakta dari info yang mereka punya. Di sini, peran kamu penting buat verifikasi ulang informasi yang dikasih sama LLM atau Chat GPT yang mengandalkan LLM.

🔮Mitos 3: LLM Bisa Ngambil Alih Industri Kreatif 🎨

LLM makin banyak diandalkan orang-orang buat ngasih ide kreatif. Malah, LLM bisa ngasih satu teks artikel berita yang kita mau, atau desain grafis yang instan. Saking bisa diandalkan, banyak yang mikir kalau pekerja kreatif nggak akan dibutuhin lagi.

🔎 Nyatanya, LLM itu cuma bisa ngebantu proses kreatif manusia. Balik lagi, LLM itu nggak punya inderawi dan kesadaran kayak manusia, jadi mereka nggak punya pikiran kritis, nggak bisa merasakan emosi dan nggak punya pengalaman hidup yang bisa jadi inspirasi untuk ide-ide kreatif. Manusia itu hebat, LLM sifatnya cuma ngebantu, bukan menggantikan.👌

🧙‍♂Mitos 4: LLM Bisa Ngambil Keputusan Sendiri 🧠

Nggak cuma ngasih ide kreatif, banyak orang mikir kalau LLM bisa mikir logis karena bisa menghasilkan konten yang masuk akal.

🔎 Nyatanya, LLM nggak bisa berpikir atau ngambil keputusan kayak manusia. Mereka cuma ngikutin pola dari data pelatihan. Tiap keputusan atau jawaban dari LLM dasarnya ada di perhitungan matematis dan bukan dari proses berpikir yang sebenarnya. LLM nggak akan bisa ngerti sama konsekuensi dari keputusan mereka, beda dengan kita yang bisa berpikir ulang tentang keputusan karena ada nilai-nilai atau etika yang turut andil di sana.

💁 Mitos 5: LLM Punya Pengetahuan Terkini 💡

Ada yang bilang kalau LLM selalu update sama pengetahuan terkini dan bisa ngasih kita informasi terbaru tentang topik apa pun. Mereka percaya karena LLM udah dilatih dengan data yang bejibun, jadi ada kemungkinan tinggi kalau LLM bisa serba tahu tentang apa aja.

🔎 Nyatanya, LLM nggak punya akses langsung ke informasi terbaru. Misal, kalau LLM mulai dilatih tahun 2021, mereka cuma bisa tahu tentang informasi sampai tahun 2021 aja. Mereka nggak bisa punya prediksi tentang informasi di tahun 2022 dan setelahnya.

👉 Mitos 6: LLM Bisa Berempati sama Manusia 🥺

LLM bisa menghasilkan teks yang bisa bikin kita emosional. Sampai-sampai ada orang yang mikir kalau LLM bisa berempati dan ngerespon emosi kita! 

🔎 Nyatanya, LLM nggak punya kemampuan untuk memahami emosi manusia. Yah, kalaupun mereka bisa ngasih kita konten teks yang memuat banyak perasaan sampai bikin nangis, bukan berarti mereka ngerti sama emosi itu. Ini cuma hasil simulasi dari proses learning yang mengandalkan pola statistik. Kalau kamu lagi sedih, tetap ngobrolnya sama manusia lagi, ya! 🥰

👀 Mitos 7: LLM Cuma Bisa Digunakan untuk Penulisan Teks ✍🏼

Ada anggapan kalau LLM cuma bisa dipakai untuk ngerjain tugas yang berhubungan sama teks, misalnya artikel, esai, dialog, bahkan blog. 

🔎 Nyatanya, LLM punya aplikasi yang melampaui penulisan teks. LLM bisa dimanfaatin di berbagai bidang, contohnya buat terjemahin bahasa, analisis data, chat bots, dan lain-lainnya. Lebih jauh lagi, LLM bisa dikembangin untuk tugas yang lebih rumit, misal jadi asisten virtual, sistem rekomendasi, dan analisis sentimen. Ke depannya, LLM bakal terus berkembang seiring kemajuan penelitian. 🙌

🔮 Mitos 8: LLM Bakal Menggantikan Tenaga Manusia dalam Berbagai Bidang 👔

Ada kekhawatiran kalau LLM akan menggantikan kebutuhan tenaga kerja manusia, contohnya di seperti layanan pelanggan, penulisan, dan analisis data. Kemampuan LLM yang bisa ngerjain tugas-tugas ini bisa ngurangin kebutuhan tenaga kerja manusia.

🔎 Nyatanya, LLM nggak bisa sepenuhnya ngambil alih pekerjaan manusia. Karena teknologi LLM ini gunanya buat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tapi mereka masih butuh pengawasan dan interaksi manusia biar informasi dan tugas mereka itu hasilnya akurat. 

⌚ Mitos 9: LLM Nggak Punya Keterbatasan ✋

Sebagian orang percaya kalau LLM adalah teknologi sempurna. Mereka mikir gitu karena LLM didasarkan pada data yang luas dan kompleks, jadi LLM bisa mengatasi semua masalah dan memberikan solusi yang sempurna.

🔎 Nyatanya, LLM punya keterbatasan yang signifikan. Mereka bergantung sama kualitas data pelatihan mereka, dan kemungkinan besar bisa terpengaruh oleh bias di data tersebut. LLM belum bisa ngolah informasi yang lebih kompleks dengan akurasi yang tinggi. 

🤷‍♂️ Mitos 10: LLM Bisa Mengganti Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan 👨‍💼

LLM punya segudang informasi dan ilmu pengetahuan dalam datanya. Jadi nggak heran kalau suatu saat nanti, kebutuhan pendidikan formal atau pelatihan skill professional bisa berkurang. 

🔎 Nyatanya, LLM bisa jadi alat buat ngedampingin kegiatan pendidikan dan pelatihan, tapi mereka nggak bakal menggantikan kebutuhan pendidikan dan pelatihan profesional. Inget-inget lagi ya, peran manusia tetap penting untuk mengolah informasi dari LLM.

🤔 Mitos 11: LLM Nggak Bisa Adaptasi sama Perubahan 🪄

Beberapa orang percaya bahwa LLM nggak akan bisa beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan teknologi, karena menggunakan data pelatihan statis, mereka tidak dapat mengikuti perkembangan terbaru atau beradaptasi dengan situasi baru.

🔎 Nyatanya, LLM tetap bisa ngikutin perubahan asal mereka dilatih ulang pakai data yang udah update dengan informasi terbaru. Tapi, masalahnya ada di sumber daya komputer yang besar, dan biaya yang mahal. 

🚦Mitos 12: LLM Bisa Menggantikan Keputusan Manusia dalam Situasi Kritis 🆘

LLM punya banyak informasi tentang berbagai topik bahkan yang agak sensitif seperti seputar kesehatan, hukum, dan keamanan. Ada ketakutan kalau LLM bisa membuat keputusan penting yang melibatkan topik-topik sensitif tadi. Terlebih LLM bisa menghasilkan konten teks berupa solusi yang kelihatannya masuk akal. Kalau kita lagi panik, solusi itu bisa diterima mentah-mentah.

🔎 Nyatanya, LLM nggak bisa menggantikan keputusan manusia dalam situasi kritis. LLM perannya hanya menyediakan informasi dan rekomendasi terkait solusi yang ingin kita cari. Ujung-ujungnya manusia lagi yang harus mempertimbangkan solusi tersebut dan disesuaikan sama keadaan yang sebenarnya. 

Sampai di sini udah ngerti kan kenapa LLM nggak akan bener-bener bisa jadi manusia? 😉 Mereka nggak punya cara berpikir alami yang dipunyai kita . Semua informasi yang mereka punya asalnya dari proses belajar dari data-data yang dikumpulkan. Namun, LLM bakal berkontribusi besar buat membantu kamu dalam menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan—terutama kamu yang menggeluti industri kreatif. 
Nggak usah overthinking lagi, hidup berdampingan dengan AI nggak seseram itu, kok. Asal kamu bisa memanfaatkannya dengan baik! 🤗

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • LLM
  • Machine Learning
Artifisial

A launchpad for AI startups in South East Asia Indonesia's #1 AI Newsletter!

Previous Article
  • Tokoh AI

Sam Altman, Sosok Genius di Balik Suksesnya ChatGPT 📱🤖

  • Artifisial
View Post
Next Article
  • Tokoh AI

Otak di Balik OpenAI, Ilya Sutskever 🧠

  • Artifisial
View Post
You May Also Like
View Post
  • LLMs

Daftar 15 LLM Terpopuler Saat Ini Beserta Kelebihan & Kelemahannya

  • N Firmansyah
  • July 1, 2025
Artifisial Official Blog Artifisial Official Blog
  • About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services

Input your search keywords and press Enter.