Sebuah proyek penelitian dari DTU, University of Copenhagen, ITU, dan Northeastern University di AS menunjukkan bahwa jika kita menggunakan sejumlah besar data tentang kehidupan orang-orang dan melatih apa yang disebut ‘model transformator’, yang (seperti ChatGPT) digunakan untuk memproses bahasa, mereka dapat secara sistematis mengatur data dan memprediksi apa yang akan terjadi dalam kehidupan seseorang dan bahkan memperkirakan waktu kematiannya.
Para peneliti telah mengembangkan kecerdasan buatan yang dapat menganalisis data tentang tempat tinggal, pendidikan, pendapatan, kesehatan, dan kondisi kerja seseorang, dan kemudian memprediksi kejadian dalam kehidupan mereka dengan akurasi yang tinggi. Kecerdasan buatan ini dapat digunakan untuk memprediksi berbagai macam kejadian, seperti pernikahan, kelahiran anak, perceraian, bahkan kematian.
AI ini bekerja dengan cara menganalisis data tentang kehidupan seseorang dan kemudian mengidentifikasi pola-pola yang terkait dengan kejadian-kejadian tertentu. Misalnya, AI ini mungkin menemukan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih cenderung untuk menikah dan memiliki anak, sementara orang-orang yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah lebih cenderung untuk bercerai.
Kecerdasan buatan ini masih dalam tahap pengembangan, tetapi para peneliti percaya bahwa AI ini dapat digunakan untuk membantu orang-orang membuat keputusan yang lebih baik yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Misalnya untuk membantu orang-orang memilih pasangan hidup, merencanakan keluarga, dan mempersiapkan diri untuk masa pensiun.
Kecerdasan buatan ini juga dapat digunakan untuk membantu pemerintah dan organisasi lainnya dalam membuat kebijakan yang lebih baik, seperti memprediksi tren populasi, mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kemiskinan atau penyakit, hingga mengembangkan program-program sosial yang lebih efektif.
“Kami menggunakan model ini untuk menjawab pertanyaan mendasar: sejauh mana kita bisa memprediksi peristiwa di masa depan berdasarkan kondisi dan peristiwa di masa lalu? Secara ilmiah, yang menarik bagi kami bukanlah prediksi itu sendiri, melainkan aspek-aspek data yang memungkinkan model ini memberikan jawaban yang begitu presisi,” kata Sune Lehmann, profesor di DTU dan penulis utama studi tersebut.
Kecerdasan buatan ini merupakan alat yang berpotensi sangat kuat, dan para peneliti percaya bahwa teknologi yang sedang dikembangkan ini dapat digunakan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Namun, penting untuk diingat bahwa AI ini masih dalam tahap pengembangan, dan masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang cara kerjanya.