Toyota Research Institute (TRI) sedang merevolusi pendidikan robot dengan menggunakan kecerdasan buatan lewat program yang mereka sebut sebagai “taman kanak-kanak untuk robot” atau “TK Robot”. Para peneliti telah berhasil melatih robot untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti membuatkan sarapan—tanpa pendekatan konvensional yang melibatkan pemrograman ekstensif, debugging, dan koreksi kesalahan. Sebaliknya, mereka membekali robot dengan rasa sentuhan, menghubungkannya ke model kecerdasan buatan, dan melatihnya melalui demonstrasi, mirip dengan mengajar manusia sungguhan.
Pengenalan rasa sentuhan telah memperlihatkan perubahan yang signifikan, memungkinkan robot “merasakan” tindakan mereka, memberikan mereka informasi sensorik yang penting. Umpan balik taktil ini secara signifikan mempermudah tugas-tugas kompleks yang akan sulit dilakukan hanya dengan mengandalkan penglihatan.
Ben Burchfiel, lab’s manager of dexterous manipulation, mengungkapkan kegembiraannya saat menyaksikan robot berhasil berinteraksi dengan lingkungannya. Proses pengajaran melibatkan seorang “guru” yang mendemonstrasikan serangkaian keterampilan, dan kemudian, dalam waktu beberapa jam, model tersebut mulai belajar secara mandiri. Burchfiel menerangkan bahwa sudah jadi hal umum bagi mereka mengajar robot pada sore hari, membiarkannya belajar semalaman, dan kembali keesokan paginya untuk menyaksikan peningkatan baru yang telah dikuasai.
Para peneliti berusaha untuk mengembangkan “Model Perilaku Besar” atau large behaviour model (LBM), mirip dengan Model Bahasa Besar (LLM) tetapi untuk robot. Mirip dengan LLM yang menganalisis pola dalam tulisan manusia, LBM milik Toyota belajar melalui pengamatan dan dapat menggeneralisasi pengetahuannya untuk melakukan tugas-tugas baru tanpa pengajaran eksplisit. Pendekatan inovatif ini telah memungkinkan pelatihan lebih dari 60 keterampilan umum, termasuk menuangkan cairan, menggunakan berbagai alat, dan memanipulasi benda-benda yang dapat berubah bentuk. Target program ini adalah menghasilkan sekitar 1.000 keterampilan umum pada akhir tahun 2024 nanti.
Namun, Toyota tidak sendirian. Penelitian serupa telah dijalankan oleh perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Tesla. Perusahaan-perusahaan ini juga menjelajahi robot berbasis kecerdasan buatan yang dapat belajar dari pengalaman dan secara mandiri menyimpulkan cara menyelesaikan tugas. Robot yang dilatih oleh kecerdasan buatan dapat menjalankan tugas dengan instruksi minimal, mengandalkan petunjuk umum, mirip dengan membimbing manusia.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa bidang penelitian ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh The New York Times, biasanya lambat dan memerlukan banyak tenaga kerja, termasuk pelatihan mendalam untuk menyempurnakannya. Menyediakan data pelatihan yang cukup tetap menjadi tantangan besar, karena ini tidak hanya sekadar “memberi makan” model kecerdasan buatan dengan data yang diambil dari internet secara berlebihan.
Tertarik menilik lebih jauh tentang “TK Robot” yang sedang dikembangkan Toyota? Simak video berikut.