Ketika dunia semakin terpesona oleh kecerdasan buatan—dari robot yang bisa ngobrol, sampai algoritma yang menyaingi dokter dalam menganalisis penyakit—ada satu nama yang diam-diam bekerja keras di balik layar: Yi Zeng.
Dia bukan sekadar ilmuwan komputer atau ahli AI biasa. Ia adalah sosok yang berusaha menjawab pertanyaan besar: Bagaimana agar AI tetap punya hati?
Dari Film Fiksi ke Dunia Nyata
Kisah Yi Zeng berawal dari sebuah momen sederhana namun bermakna. Saat masih menjadi mahasiswa, ia menonton film A.I. Artificial Intelligence, di mana robot digambarkan bisa mencintai manusia. Film itu begitu membekas di pikirannya, sampai-sampai ia memutuskan: “Aku ingin menciptakan AI yang tidak hanya pintar, tapi juga peduli.”
Sejak saat itu, jalan hidupnya berubah. Ia mulai mengejar impian untuk membangun AI yang tidak hanya meniru otak manusia, tapi juga memahaminya.
AI yang Terinspirasi dari Otak
Saat ini, Yi Zeng adalah Profesor di Chinese Academy of Sciences dan pemimpin Brain-Inspired Cognitive Intelligence Lab. Penelitiannya fokus pada menciptakan AI yang meniru cara kerja otak manusia, menggunakan pendekatan mutakhir bernama spiking neural networks.
Visinya? AI yang bukan cuma cepat menghitung, tapi juga bisa belajar dan berpikir seperti manusia. Ini bukan sekadar science fiction — ini langkah konkret menuju Artificial General Intelligence (AGI) yang bertanggung jawab dan manusiawi.
Etika, Etika, dan Etika
Namun kecerdasan saja tidak cukup. Di tengah gelombang AI yang berkembang pesat, Yi Zeng juga menjadi suara penting dalam dunia etika AI.
Ia memimpin berbagai inisiatif untuk membentuk panduan moral dan hukum bagi perkembangan teknologi, termasuk:
- Beijing AI Principles (2019)
- AI for Children (2020)
- Pedoman etika dari UNESCO, WHO, dan bahkan Dewan Keamanan PBB
Yi Zeng percaya bahwa teknologi secanggih apa pun tidak boleh meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Dan yang menarik, ia tidak hanya bicara di ruang akademik — ia benar-benar terlibat dalam pembuatan kebijakan internasional.
Mewakili China dalam Diplomasi AI Global
Di tengah banyaknya perdebatan soal AI antara negara-negara besar, Yi Zeng tampil sebagai jembatan antara sains, kebijakan, dan diplomasi.
Ia menjabat sebagai anggota:
- UN High-Level Advisory Body on AI
- Komite etika AI di UNESCO
- Forum etika WHO untuk teknologi di bidang kesehatan
Bahkan, ia pernah memberikan briefing langsung di Dewan Keamanan PBB—membahas bagaimana AI bisa menjadi ancaman kalau tidak diatur dengan tepat.
Mengapa Yi Zeng Begitu Penting?
- Pendekatannya menyatukan otak, etika, dan kebijakan. Ia tidak hanya berpikir soal mesin pintar, tapi juga bagaimana AI bisa memperkuat martabat manusia.
- Ia mendorong kolaborasi global, tidak terjebak dalam persaingan geopolitik, melainkan mengajak negara-negara untuk membuat standar etika bersama.
- Ia dipercaya oleh berbagai institusi internasional—dari Tiongkok hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dan tak kalah penting: Yi Zeng adalah pengingat bahwa AI bukan hanya tentang teknologi. Ini adalah soal masa depan umat manusia.
“Kita tidak hanya sedang menciptakan mesin pintar. Kita sedang membentuk masa depan kemanusiaan itu sendiri.” – Yi Zeng
Penutup
Di dunia yang sering kali terlalu tergesa-gesa mengejar inovasi, Yi Zeng mengajak kita untuk berhenti sejenak dan bertanya: Apakah teknologi ini akan membuat hidup manusia lebih baik?
Kalau kamu percaya bahwa AI seharusnya digunakan untuk kebaikan bersama, maka Yi Zeng adalah tokoh yang patut kamu kenal dan ikuti perjalanannya.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.