Di tengah tren AI yang semakin canggih dan serba besar, ada satu pertanyaan penting yang dilontarkan oleh Yejin Choi: “Bagaimana kalau AI bisa punya akal sehat layaknya manusia?”
Pertanyaan inilah yang jadi benang merah dalam perjalanan kariernya. Bukan hanya membangun teknologi yang hebat, Yejin Choi juga berusaha membuat AI lebih manusiawi, etis, dan masuk akal.
👩🎓 Awal Karier & Pendidikan
Yejin Choi berasal dari Korea Selatan 🇰🇷 dan menempuh pendidikan awalnya di Seoul National University. Setelah itu, ia pindah ke Amerika dan meraih gelar PhD dari Cornell University, dengan fokus di bidang Natural Language Processing (NLP).
📚 Sejak awal, Yejin tertarik pada bagaimana komputer bisa memahami bahasa, pengetahuan sehari-hari, dan bahkan… akal sehat manusia.
🚀 Kontribusi Penting di Dunia AI
Yejin bukan ilmuwan biasa. Ia memimpin sejumlah proyek revolusioner di bidang AI, khususnya yang berkaitan dengan penalaran, pengetahuan umum, dan pemahaman konteks.
Berikut beberapa karya terkenalnya:
🧩 ATOMIC
Sebuah knowledge graph berisi informasi “akal sehat” yang bisa dipahami mesin. Contohnya: “Jika seseorang menyalami orang lain, kemungkinan besar mereka sedang berkenalan atau berdamai.”
🤖 COMET
Model berbasis transformer yang belajar dari ATOMIC untuk memprediksi tindakan dan niat manusia. Bisa dibilang ini adalah “otak sehat”-nya AI.
🕵️♀️ Abductive Commonsense Reasoning
Membantu AI menyimpulkan apa yang paling mungkin terjadi, berdasarkan informasi yang belum lengkap—mirip cara manusia berpikir saat menebak sesuatu.
🖼️ VisualCOMET
Menggabungkan kemampuan AI dalam membaca gambar dan teks, agar AI bisa memahami situasi secara kontekstual. Bukan hanya “melihat”, tapi juga mengerti.
🏆 Segudang Penghargaan Bergengsi
Atas kontribusinya, Yejin menerima berbagai penghargaan bergengsi, seperti:
🥇 MacArthur “Genius” Fellowship (2022)
💡 TIME100 Most Influential People in AI (2023)
🏅 Marr Prize, Borg Early Career Award, dan belasan penghargaan Best Paper di konferensi top dunia.
💬 Jadi pembicara TED dan tokoh penting di banyak konferensi AI global.
🧑🏫 Karier Profesional
Yejin saat ini menjabat sebagai:
- 👩🏫 Profesor di University of Washington
- 🧪 Senior Director di Allen Institute for AI (AI2)
- 💼 Dieter Schwarz Professor di Stanford HAI
- 🤝 Berkolaborasi dengan NVIDIA untuk riset teknologi generatif dan multimodal
Ia juga aktif membimbing peneliti muda dan ikut membentuk masa depan AI yang lebih berempati dan inklusif.
💡 Filosofi: AI Harus Punya Hati, Bukan Cuma Otak
Menurut Yejin, AI bukan hanya soal berapa besar modelnya, tapi juga:
🧠 Apakah ia bisa berpikir masuk akal?
❤️ Apakah ia bisa memahami nilai dan empati manusia?
🌍 Apakah ia bisa selaras dengan budaya, konteks, dan keragaman sosial?
Ia ingin mendorong terciptanya AI yang lebih selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan, bukan sekadar mengejar kecanggihan.
✨ Penutup: AI yang Lebih Manusiawi Itu Mungkin
Yejin Choi adalah bukti bahwa AI tidak harus dingin, kaku, dan tidak berperasaan. Ia memperjuangkan AI yang:
🔍 Bisa memahami konteks
🧭 Memiliki kompas moral
🫂 Selaras dengan manusia, bukan menggantikannya
Di tengah arus model-model AI raksasa yang makin kompleks, Yejin hadir membawa akal sehat, kesederhanaan, dan empati. Dan itu, mungkin justru yang paling kita butuhkan di masa depan.
“Sebuah kalkulator bisa mengalahkan kita dalam hitung-hitungan. Tapi bukan berarti ia tahu apa yang benar dan salah.”
— Yejin Choi
Kalau kamu percaya AI harus cerdas dan bijak, maka Yejin Choi adalah tokoh yang patut kamu kenal, ikuti, dan jadikan inspirasi. 🌟
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.