• About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
0
0
Artifisial Creative Universe Artifisial Creative Universe Artifisial Creative Universe
  • AI News
    • Apple
    • Anthropic
    • OpenAI
    • Meta
    • Microsoft
    • Amazon
    • Google
    • xAI
  • TOP 100 Tokoh AI
  • Cool AI Tools
  • Grup Komunitas
  • Subscribe
  • Tokoh AI

Yann LeCun: Si Bapak Deep Learning yang Bikin AI Melek Dunia Nyata

  • N Firmansyah
Total
0
Shares
0
0
0

Kalau kita bicara soal tokoh paling berpengaruh di dunia kecerdasan buatan, nama Yann LeCun nggak boleh ketinggalan. Ia adalah salah satu “Godfather of AI”, pelopor deep learning, dan otak di balik kemajuan besar dalam teknologi pengenalan gambar yang sekarang jadi tulang punggung banyak sistem AI, dari OCR sampai mobil otonom.

🧒 Awal Mula: Anak Prancis yang Jatuh Cinta pada Jaringan Syaraf

Yann LeCun lahir di Soisy-sous-Montmorency, pinggiran Paris, pada 8 Juli 1960 🇫🇷. Ketertarikannya pada fisika dan sistem berpikir membuatnya kuliah di ESIEE Paris, lalu lanjut meraih gelar PhD di Université Pierre et Marie Curie (1987).

Waktu itu, dia sudah kepikiran soal jaringan syaraf buatan (neural networks) saat masih banyak ilmuwan lain menganggapnya angin lalu. 🔄

🚀 Karier: Dari LeNet sampai Meta AI

🧪 Bell Labs & LeNet

Di tahun 1988, Yann bergabung dengan AT&T Bell Labs, dan di situlah ia menciptakan LeNet—salah satu arsitektur Convolutional Neural Networks (CNN) pertama di dunia. CNN ini kemudian digunakan untuk membaca tulisan tangan di cek bank di AS. Yup, sebelum ada ChatGPT atau mobil Tesla, CNN LeCun udah kerja duluan! 💸📄

💡 NYU dan Dunia Akademik

Tahun 2003, Yann jadi profesor di New York University (NYU) dan mendirikan Center for Data Science. Di sana, ia fokus mengembangkan riset AI yang aplikatif dan memperkenalkan banyak ide baru dalam self-supervised learning.

🧠 Meta (Facebook AI)

Sejak 2013, Yann menjabat sebagai Chief AI Scientist di Meta. Ia memimpin berbagai proyek riset AI besar, termasuk pengembangan model open-source seperti PyTorch dan LLaMA, serta menekankan pentingnya pendekatan AI yang lebih efisien dan manusiawi.

🏆 Penghargaan: Koleksi Gelar & Medali

💥 Turing Award 2018
Disebut sebagai “Nobel-nya Komputasi”, penghargaan ini ia terima bersama Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio berkat kontribusi mereka dalam deep learning.

🎖️ Chevalier de la Légion d’Honneur
Penghargaan tertinggi dari pemerintah Prancis atas jasanya di dunia sains dan teknologi.

🏅 IEEE Pioneer Award, PAMI Distinguished Researcher,
serta puluhan penghargaan ilmiah lainnya yang bikin namanya harum di seluruh penjuru dunia AI.

🗣️ Filosofi & Gaya Bicara: Blak-blakan Tapi Bernas

Kalau kamu sering lihat debat soal AI akan “menghancurkan umat manusia”, Yann biasanya berada di sisi yang skeptis. Ia terkenal dengan quote sarkastiknya:

“AI saat ini masih lebih bodoh dari kucing.” 🐱

Buat Yann, bahaya AI bukan soal robot jahat, tapi lebih ke ketimpangan akses, monopoli kekuatan teknologi, dan kurangnya transparansi. Ia sangat mendukung pendekatan open-source agar semua orang bisa ikut mengembangkan dan mengawasi AI bersama.

🔮 Pandangan Masa Depan: AI Harus Belajar dari Dunia Fisik

LeCun percaya bahwa masa depan AI ada di self-supervised learning—di mana mesin belajar dari dunia seperti anak kecil yang terus mengeksplorasi. Ia juga sedang menggagas pendekatan baru bernama “World Model” yang memungkinkan AI memahami sebab-akibat, fisika, dan niat, bukan sekadar meniru teks.

Buat dia, AI harus ngerti kenyataan, bukan cuma statistik. 🌍⚙️

Kenapa Yann LeCun Penting Banget?

💡Alasan Pentingnya
🔧Ia menciptakan arsitektur CNN pertama yang berfungsi nyata
🧬Ia menjembatani riset dan aplikasi industri di AI
📣Ia menyuarakan pentingnya AI terbuka, transparan, dan bisa diaudit publik
🧠Ia berpikir jauh ke depan soal AI yang ngerti dunia bukan sekadar ngerti data

Dari LeNet ke LLaMA

Yann LeCun adalah bukti bahwa kombinasi kejeniusan, idealisme, dan keberanian untuk beda pendapat bisa menciptakan dampak luar biasa. Dia bukan hanya membangun AI yang pintar, tapi juga terus mendorong agar teknologi ini berpihak pada manusia.

Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.
Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • Deep Learning
  • LeNet
  • Meta AI
N Firmansyah

I have over 8+ years of experience working remotely with companies from Vietnam, the United Kingdom, Singapore, and Indonesia.

Previous Article
  • Tokoh AI

Yejin Choi: Si Penjaga “Akal Sehat” di Dunia AI

  • N Firmansyah
View Post
Next Article
  • Tokoh AI

Eric Schmidt: Dari Bos Google ke Penjaga Etika AI Dunia

  • N Firmansyah
View Post
You May Also Like
View Post
  • Tokoh AI

John Honovich: Penjaga Etika di Tengah Gempuran AI Penuh Pengawasan

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Rootport: Mangaka Misterius yang Menggandeng AI untuk Mengubah Dunia Komik

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Arvind Narayanan & Sayash Kapoor: Duo Penjaga Akal Sehat di Tengah Hype AI

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Kalika Bali: Suara AI untuk Semua Bahasa, dari Desa ke Dunia

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Emily M. Bender: Sang Pengurai Mitos AI Lewat Bahasa & Logika

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Yoshua Bengio: Sang “Godfather of AI” & Penjaga Etika Kecerdasan Buatan

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Max Tegmark: Fisikawan yang Mengawal Masa Depan AI dengan Ilmu dan Nurani

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
View Post
  • Tokoh AI

Romesh & Sunil Wadhwani: Saudara Kembar Visi yang Menyatukan AI dan Kemanusiaan

  • N Firmansyah
  • July 15, 2025
Artifisial Creative Universe Artifisial Creative Universe
  • About
  • Privacy Policy
  • Terms of Services

Input your search keywords and press Enter.