Bayangkan ada seorang komikus yang tidak bisa menggambar… tapi berhasil menciptakan manga penuh warna hanya dalam waktu 6 minggu, semua berkat bantuan AI! Inilah kisah unik dari Rootport, penulis Jepang yang kini dikenal sebagai pelopor manga AI dan salah satu suara paling menarik di era kreativitas digital 💥.
🕶️ Siapa Sebenarnya Rootport?
Rootport adalah sosok anonim dari Jepang yang tidak pernah menunjukkan wajahnya. Bahkan saat diwawancara, ia hanya menampilkan tangan yang mengenakan sarung tangan (makin menambah aura misterius!) 🧤🤫
- 🏙️ Lahir di Tokyo sekitar tahun 1985
- 🧑💻 Latar belakang sebagai penulis cerita pendek dan blogger
- ✍️ Tidak memiliki kemampuan menggambar profesional, tapi sangat jago membangun cerita
💡 Terobosan: Manga AI “Cyberpunk: Peach John” 🌸🔫
Karya yang membuat dunia mengenal Rootport adalah manga berjudul “Cyberpunk: Peach John”, adaptasi futuristik dari dongeng klasik Jepang, Momotaro 🐵🍑
📌 Apa yang bikin spesial?
- 📄 108 halaman penuh warna
- 🧠 Seluruh ilustrasi dibuat dengan AI generatif: Midjourney, DALL·E 2, Stable Diffusion, dan Imagen
- 🕒 Hanya butuh waktu 6 minggu dari naskah hingga terbit (bandingkan dengan manga biasa yang bisa makan berbulan-bulan hingga setahun!)
- 📷 Menghasilkan lebih dari 9.000 gambar untuk dipilih dan disusun jadi panel manga
- 🏢 Diterbitkan oleh Shinchōsha, salah satu penerbit besar Jepang
🎤 Karya ini langsung viral dan mendapat perhatian media global seperti NHK, CNN, hingga TIME Magazine.
📘 Tak Hanya Komik: Penulis Buku Sejarah Teknologi 📚🧭
Rootport juga menulis buku non-fiksi berjudul “Humanity’s 7 Invention Histories: From Fire to AI” yang membahas 7 penemuan penting dalam sejarah manusia:
🔥 Api
✒️ Tulisan
🖨️ Percetakan
🔬 Ilmu pengetahuan
🚄 Transportasi modern
💻 Komputer
🤖 Kecerdasan Buatan
📖 Buku setebal 500+ halaman ini mengajak pembaca memahami bahwa AI adalah kelanjutan dari evolusi panjang alat bantu manusia, bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dipahami dan dikawal.
🏆 Penghargaan & Pengakuan 🌟
- 🕴️ Terpilih dalam TIME100 Most Influential People in AI (2023)
- 🎨 Dianggap sebagai pionir kolaborasi kreatif manusia dan mesin
- 📣 Banyak kritikus dan penulis menyebutnya sebagai simbol perubahan zaman dalam dunia seni visual
✨ Filosofi Rootport: AI Bukan Ancaman, Tapi Partner 🎯
“Saya tidak menggambar. Tapi dengan AI, saya bisa menciptakan dunia visual yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.”
— Rootport
Rootport bukan sekadar pengguna AI, tapi pendobrak batas antara kreativitas dan teknologi. Ia percaya bahwa:
- 🎨 AI bukan pengganti, tapi asisten kreatif
- ⏱️ AI bisa mempercepat proses kreatif
- 🤝 Kolaborasi manusia-AI bisa melahirkan karya yang lebih inklusif
📌 Kenapa Rootport Layak Kamu Ikuti?
🔎 Alasan | 💬 Penjelasan |
---|---|
🤖 Pelopor manga AI | Menggabungkan kekuatan cerita manusia dengan visual dari AI |
📚 Penulis multigenre | Bisa bikin komik, bisa nulis sejarah teknologi juga |
🎨 Inovator kreatif | Buka jalan baru buat penulis yang nggak bisa menggambar |
🧠 Filosofis & etis | Melihat AI bukan cuma alat, tapi sebagai rekan kolaborasi manusia |
🧩 Penutup: Kreativitas Era Baru Dimulai
Di tengah debat soal apakah AI bakal menggantikan seniman, Rootport justru memberi jawaban yang segar: AI adalah alat pemberdayaan, bukan pemusnah. Dengan AI, dia membuktikan bahwa siapa pun—bahkan yang tidak bisa menggambar—bisa jadi mangaka sejati.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.