Kalau kamu pernah mendengar tentang AlphaFold, AI yang bisa memprediksi struktur protein dan mempercepat penemuan obat, ada satu nama besar di baliknya: Pushmeet Kohli. Tapi cerita Kohli tidak berhenti di sana. Ia bukan hanya ilmuwan AI biasa. Ia adalah sosok yang percaya bahwa kecerdasan buatan seharusnya membawa kebaikan, keselamatan, dan kemajuan ilmu pengetahuan bagi seluruh umat manusia.
Awal Karier: Dari India ke Dunia Riset Global
Pushmeet lahir dan besar di Dehradun, India. Ia menempuh pendidikan tinggi di Inggris dan menyelesaikan PhD-nya di Oxford Brookes University pada 2007. Disertasinya membahas soal teknik pengolahan gambar dan pengurangan energi graf—topik rumit yang kini menjadi fondasi penting dalam computer vision.
Setelah masa studi, ia melanjutkan riset di University of Cambridge, lalu menghabiskan hampir satu dekade di Microsoft Research, di mana ia dikenal sebagai sosok inovatif dalam bidang machine learning dan AI.
DeepMind dan Terobosan untuk Ilmu Pengetahuan
Pada 2017, Kohli bergabung dengan DeepMind (sekarang Google DeepMind), dan sejak itu memimpin dua bidang utama:
1. AI untuk Ilmu Pengetahuan (AI for Science)
Di sinilah lahir proyek-proyek luar biasa seperti:
- AlphaFold, yang bisa memprediksi struktur protein dalam hitungan detik—padahal sebelumnya butuh waktu bertahun-tahun.
- AlphaTensor, AI yang menemukan algoritma matematika baru untuk efisiensi komputasi.
- Co-Scientist, agen AI yang dirancang untuk membantu ilmuwan menemukan pola dan hipotesis baru.
- SynthID, teknologi deteksi konten buatan AI untuk mencegah penyalahgunaan.
Inovasi ini tidak hanya keren secara teknologi, tapi juga menyentuh dunia nyata: dari mempercepat riset medis, membantu riset perubahan iklim, sampai menciptakan kode yang lebih efisien.
2. AI yang Bertanggung Jawab
Kohli sadar, kemajuan teknologi tanpa kendali bisa berbahaya. Karena itu, ia membentuk tim Responsible & Reliable AI di DeepMind—fokusnya adalah memastikan bahwa AI:
- Aman digunakan dalam dunia nyata,
- Tidak bias dan adil,
- Bisa dijelaskan dan dipercaya oleh manusia.
Filosofi: Optimisme yang Penuh Kehati-hatian
Pushmeet menyebut dirinya sebagai pribadi yang “optimistically cautious”—optimis dengan masa depan AI, tapi tetap waspada terhadap risikonya. Ia percaya AI bisa membantu mengatasi tantangan besar dunia seperti krisis iklim, pandemi, atau kerusakan lingkungan—asal dikelola dengan bijak.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi global dan keterlibatan publik dalam membentuk masa depan AI, bukan hanya menyerahkannya pada segelintir perusahaan besar atau negara maju.
Pengakuan Dunia
Kerja keras Kohli tidak luput dari perhatian. Ia telah:
- Memenangkan berbagai penghargaan akademik bergengsi (termasuk Sullivan Thesis Prize dari British Machine Vision Association),
- Menerbitkan puluhan makalah di konferensi AI top seperti CVPR dan NeurIPS,
- Dan masuk dalam daftar TIME100 AI (2023), sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di bidang kecerdasan buatan.
Mengapa Kita Perlu Mengenal Pushmeet Kohli?
Karena ia adalah sosok yang menjembatani teknologi dan tanggung jawab, sains dan etika, kode dan kemanusiaan.
Ia bukan hanya menciptakan AI yang canggih, tapi juga memikirkan: apakah teknologi ini bisa dipercaya? Apakah dampaknya baik bagi masyarakat? Apakah ini membawa kebaikan jangka panjang?
“Saya optimistically cautious. AI bisa menyelesaikan lebih banyak masalah daripada yang diciptakannya.”
— Pushmeet Kohli
Penutup
Di era di mana teknologi berkembang jauh lebih cepat dari kebijakan dan kesadaran publik, sosok seperti Pushmeet Kohli adalah penjaga keseimbangan. Ia menunjukkan bahwa AI bukan hanya soal seberapa pintar mesin kita, tapi juga soal seberapa bijak kita menggunakannya.
Kalau kamu tertarik dengan pertemuan antara AI, sains, dan nilai-nilai kemanusiaan—Pushmeet Kohli adalah salah satu tokoh yang patut kamu ikuti.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.