Kate Crawford telah menegaskan bahwa kecerdasan buatan bukan sekadar kode dan algoritma, melainkan sistem yang dibangun atas ekstraksi sumber daya alam, tenaga kerja manusia, dan rantai pasok global yang kompleks. Melalui karya-karyanya, Crawford memaksa masyarakat dan pembuat kebijakan global untuk mempertimbangkan dampak sosial, politik, dan lingkungan dari AI sebelum melanjutkan inovasi teknologi.
Latar Belakang Akademis dan Karier
Lahir pada 1974 di Australia, Kate Crawford meraih Ph.D. Media Studies dari University of Sydney. Saat ini ia menjabat sebagai:
- Research Professor di USC Annenberg School for Communication and Journalism.
- Senior Principal Researcher di Microsoft Research New York.
- Inaugural Visiting Chair for AI and Justice di École Normale Supérieure, Paris.
Sebelumnya, Kate Crawford mengenyam gelar MA Public Policy dan telah berkarier interdisipliner menggabungkan ilmu sosial, humaniora, dan teknologi.
Karya Revolusioner: Atlas of AI dan Proyek Visual
Pada 2021, Kate Crawford menerbitkan Atlas of AI: Power, Politics, and the Planetary Costs of Artificial Intelligence (Yale University Press), yang memetakan siklus hidup AI dari ekstraksi lithium, manufaktur hardware, hingga konsumsi energi dan e-waste. Buku ini memperoleh:
- Sally Hacker Prize
- Penobatan Best Book of the Year oleh Financial Times dan New Scientist
- Terjemahan ke lebih dari sepuluh bahasa.
Selain tulisan akademis, Kate Crawford menciptakan instalasi visual untuk mengilustrasikan infrastruktur material AI:
- Anatomy of an AI System (bersama Vladan Joler), dianugerahi Beazley Design of the Year Award, masuk koleksi permanen MoMA New York dan V&A London.
- Excavating AI (bersama Trevor Paglen), pemenang Ayrton Prize dari British Society for the History of Science.
Kontribusi Kebijakan dan Advokasi
Kate Crawford mendirikan dan memimpin beberapa lembaga riset:
- Co-founder AI Now Institute di NYU (2017), pusat penelitian etika AI pertama dengan fokus pada fairness, accountability, transparency, dan ethics.
- Pemimpin Knowing Machines Project, kolaborasi transatlantik untuk mengaudit data pelatihan AI.
Ia juga memberi nasihat kepada:
- PBB (UN Secretary-General’s AI Advisory Body)
- European Parliament
- White House
- Australian Human Rights Commission.
Perspektif dan Visi Masa Depan
Kate Crawford menegaskan bahwa AI bukanlah entitas netral—teknologi ini memperkuat struktur kekuasaan yang ada dan menimbulkan kerugian lingkungan, seperti jejak karbon dan konsumsi air data center yang masif. Ia menuntut:
- Pasca-growth AI: Menilai apakah setiap teknologi AI benar-benar dibutuhkan.
- Akuntabilitas Material: Transparansi dalam rantai pasok dan labour rights untuk pekerja tambang dan pabrik semikonduktor.
- Keberagaman Sudut Pandang: Melibatkan kelompok rentan dalam perumusan kebijakan AI.
Menurut Kate Crawford, masa depan AI bergantung pada integrasi etika dalam setiap tahap pengembangan, bukan sekadar lapisan tambahan setelah produk jadi.
Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan | Tahun | Keterangan |
---|---|---|
Time 100 Most Influential People in AI | 2023 | Daftar tokoh paling berpengaruh di bidang AI |
Sally Hacker Prize | 2022 | Atas Atlas of AI |
Beazley Design of the Year Award | 2019 | Untuk Anatomy of an AI System |
Ayrton Prize | 2019 | Untuk proyek Excavating AI |
Dampak Global
Karya Kate Crawford telah memicu:
- Revisi praktik pengadaan dan audit data di perusahaan teknologi besar.
- Rancangan regulasi, seperti AI Act UE dan AI Bill of Rights AS.
- Diskursus publik tentang keadilan sosial, hak asasi, dan keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan AI.
Dengan perpaduan penelitian interdisipliner, advokasi kebijakan, dan seni visual, Kate Crawford terus memimpin upaya dunia untuk “membuka kotak hitam” AI, menegakkan keadilan material, dan mendefinisikan ulang kemajuan teknologi yang bertanggung jawab.
Sering merasa overwhelmed dengan berita AI yang terlalu banyak? I hear you. Subscribe ke Artifisial Newsletter dan dapatkan informasi teknologi AI terkini agar kamu tetap up-to-date tanpa buang waktu.